Selasa, 31 Maret 2009

SEPEDULI APAKAH KITA TERHADAP KORBAN SITU GINTUNG?

Anugerah dan Bencana adalah kehendak-Nya. Siapa yang dapat menduga akan datangnya bencana? Setelah kejadian tsunami di Aceh, banyak orang yang bilang jangan pergi ke pantai. Ketika peristiwa Gunung Merapi, orang bilang jangan pergi ke gunung. Namun bukan hanya di pantai atau di gunung, bencana pun dapat terjadi di tengah kota.

Jumat, 27 Maret 2009 di waktu Subuh.

Kota Tangerang dikejutkan dengan bencana jebolnya tanggul Situ Gintung yang dalam waktu singkat mengakibatkan hancurnya daerah sekitar +- 10 Ha. Banyak warga sekitar yang menjadi korban akibat bencana tersebut mulai dari harta hingga nyawa.

Di blog ini saya ingin mencoba membagi cerita apa yang saya alami dan saksikan ditempat kejadian.

Minggu, 29 Maret 2009.

Sekitar pukul 13:00, saya dan teman-teman dari KMB (Kaum Muda Bersatu) http://kaummudabersatu.blogspot.com mendirikan sebuah posko bantuan untuk korban bencana Situ Gintung di komplek perumahan kami. Setelah perlengkapan posko selesai dibangun dan kami pun memulai memintakan sumbangan dari para warga yang lewat maupun yang dirumah yang peduli kepada saudara-saudara kita yang sedang menerima ujian dan cobaan.


Beberapa teman-teman dari KMB sedang mendirikan posko bantuan

Sekitar pukul 15:00, saya berangkat menuju kampus UMJ untuk menemui seorang teman dan sekaligus sebagai team survey dari KMB. Didalam perjalanan saya sempat mengambil beberapa gambar teman-teman (sukarelawan) dari berbagai komunitas atau warga yang membuka posko bantuan untuk korban bencana Situ Gintung. Dalam perjalanan dari daerah Rempoa sampai UMJ jalanan sangat macet dikarenakan banyak orang-orang yang berada di jalan tersebut, dan dipinggir jalan pun banyak dibuka parkir umum untuk orang-orang yang ingin memarkirkan kendaraannya. Ada apa sey sebenarnya?


Beberapa foto teman-teman sukarelawan yang sedang meminta sumbangan untuk korban bencana Situ Gintung (Foto 1. Didaerah Pertigaan Rawa Kambing Pondok Pucung. 2. Didaerah Bintaro. 3, 4 dan 5 Disepamnjang jalan Rempoa)

Sekitar pukul 16:00, saya sampai juga di seberang kampus UMJ yang ternyata kendaraan dan orang-orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke tempat kejadian. Akhirnya saya memarkir kendaraan saya dikontrakan warga yang ada di seberang kampus UMJ. Saya mencoba masuk ke kawasan kampus UMJ untuk menuju ketempat bencana, namun didepan saya sudah banyak warga yang dilarang masuk ke daerah tersebut oleh mahasiswa-mahasiswa UMJ dikarenakan didalam dibutuhkan ruang untuk evakuasi. Namun dari belakang penjagaan mahasiswa banyak orang-orang yang keluar dari area bencana. Yang diizinkan masuk adalah bantuan untuk korban bencana, yang mengenakan almamater dan mengenakan tanda pengenal sukarelawan. Sayangnya saya tidak membawa almamater, tidak punya tanda pengenal sukarelawan, dan tidak membawa surat izin sebagai team survey. Saya sebenarnya membawa bantuan berupa materi yang tidak seberapa, namun tidak saya tunjukan kepada mahasiswa-mahasiswa tersebut. Saya berusaha mencari akal untuk bagaimana caranya agar bisa melewati penjagaan tersebut. Akhirnya saya mendapatkan cara setelah melihat seorang bapak yang ingin memberi bantuan berupa 3 dus air minum mineral yang coba ia angkat sendiri, lalu saya mencoba menawarkan diri untuk membantu bapak tersebut mengangkat dus tersebut dan bapak itu mengizinkan. Akhirnya saya dapat melewati penjagaan itu. Sebelumnya saya minta maaf kalau cara saya ini kurang berkenan di hati teman-teman mahasiswa UMJ, saya tidak ada niatan buruk untuk semua ini. Kemudian setelah membantu bapak tersebut meletakan bantuannya di kampus D UMJ dan saya meneruskan perjalanan saya ke Fakultas Hukum dimana teman saya berada. Didalam perjalanan menuju Fakultas Hukum hati saya benar-benar terguncang dan saya pun sampai merinding melihat semua itu. Sungguh mengerikan.


Foto 1 dan 2. Penjagaan yang dilakukan mahasiswa UMJ, bagi orang-orang yang tidak berkepentingan. 3, 4, 5, 6, 7 dan 8. Kerusakan yang disebabkan oleh bencana Situ Gintung

Ketika saya sampai di Fakultas Hukum, saya baru benar-benar mengerti mengapa para mahasiswa melarang orang-orang yang tidak berkepentingan masuk ke kawasan bencana. Ternyata dari sekian banyak orang-orang yang berada ditempat kejadian, ada yang datang hanya untuk menonton saja. Inilah jawaban dari pertanyaan saya diatas. Buat apalah datang jauh-jauh hanya untuk menonton saja, padahal ditempat itu saudara-saudara kita sangat membutuhkan pertolongan, janganlah hanya untuk ditonton saja, mereka butuh bantuan dari kita. Ini bukanlah Situ Gintung yang dulu merupakan objeck wisata, tapi sudah berubah menjadi tempat bencana. Saya berharap, mudah-mudahan mereka yang tadinya datang hanya untuk sekedar menonton saja dapat tergugah hatinya setelah melihat kenyataan yang ada. A M I N.


Foto 1 dan 2. Bercampurnya orang-orang yang sedang bekerja untuk membantu dan yang menonton

Disana saya juga melihat sudah banyaknya bantuan berupa pakaian dan makanan. Jadi bila ada teman-teman yang ingin menyalurkan bantuannya sebaiknya berupa uang saja, karena akan lebih mudah untuk dibelikan barang-barang yang sangat diperlukan. Saya akhirnya memutuskan untuk menyudahi perjalanan saya di kawasan bencana Situ Gintung sampai di Fakultas Hukum UMJ saja, dikarenakan hari juga sudah mulai gelap, dan teman saya yang saya cari pun ternyata menjadi salah satu sukarelawan di bagian Media Center Pusat Data yang berada di Fakultas Hukum tersebut. Dan saya cukup sedikit terhibur karena dia baik-baik saja.


Banyaknya bantuan berupa pakaian layak pakai.


List kebutuhan yang diperlukan oleh para korban bencana Situ Gintung

Semoga para korban Situ Gintung diberikan kesabaran dan ketabahan serta ditambahkan keimanannya. Ya Alloh, ampunilah dosa-dosa mereka yang tidak musyrik. A M I N

Saya bekerjasama dengan KMB siap menerima bantuan berupa uang melalui rek BCA KCU Serpong dengan no. 49 70 38 02 27 atas nama M Faisal Nurdin, S. Kom atau langsung diserahkan ke sekertariat KMB. Bagi teman-teman yang ingin menyalurkan bantuannya melalui rek saya, akan saya buka selama seminggu ini sampai Sabtu, 4 April 2009. Tapi sumbangan tersebut teman-teman tentukan sendiri untuk korban atau pendidikan, karena ada 2 jenis sumbangan yang akan disalurkan didaerah bencana tersebut. Apabila sudah mentransfer dapat mengkonfirmasi ke no hp 021-99044425

Orang Bijak Mengatakan, “Sesungguhnya jika kita berbuat kebaikan,

Kita BUKAN hanya sedang membantu orang atau mahkluk lain,

Namun sesungguhnya kita sedang membantu diri kita sendiri agar menjadi lebih bahagia.

Temukan kebahagiaan dengan memberi“

Aksi nyata dari kita, ringankan beban mereka.


Ditulis oleh: M Faisal Nurdin

Baca Selengkapnya >>

Kamis, 19 Maret 2009

Kecantikan Dan Uang

Ini forwardan bagus dari forum tetangga.

Surat dari cewek cantik yang ingin mendapatkan pria kaya yang dimuat di suatu majalah. Suratnya ditanggapi oleh seorang pria kaya dengan serius.

Kata-katanya bagus dan jangan lupa lihat ”nama pria” yang membalas suratnya.

Seorang gadis muda dan cantik, mengirimkan surat ke sebuah majalah terkenal, dengan judul: "Apa yang harus saya lakukan untuk dapat menikah dengan pria kaya?"

Saya akan jujur, tentang apa yang akan coba saya katakan di sini. Tahun ini saya berumur 25 tahun, saya sangat cantik, mempunyai selera yang bagus akan fashion, saya ingin menikahi seorang pria dengan penghasilan minimal $500ribu/tahun. Anda mungkin berpikir saya matre, tapi penghasilan $1juta/tahun hanya dianggap sebagai kelas menengah di New York, persyaratan saya tidak tinggi. Apakah ada di forum ini yang mempunyai penghasilan $500ribu/tahun? Apa kalian semua sudah menikah? Yang saya ingin tanyakan: Apa yang harus saya lakukan untuk menikahi orang kaya seperti anda? Orang terkaya yang pernah berkencan dengan saya hanya mempunyai pengahasilan $250rb/tahun. Bila seseorang ingin pindah ke area pemukiman elit di City Garden New York, penghasilan $250rb/tahun tidaklah cukup. Dengan kerendahan hati, saya ingin menanyakan: Dimana para pria-pria lajang kaya hang out? Kisaran umur berapa yang harus saya cari? Kenapa kebanyakan istri dari orang-orang kaya hanya berpenampilan standar? Saya pernah bertemu dengan beberapa wanita yang memiliki penampilan tidak menarik, tapi mereka bisa menikahi pria kaya? Bagaimana anda memutuskan siapa yang bisa menjadi istrimu, dan siapa yang hanya bisa menjadi pacar?


Si Cantik

*****

Inilah balasan dari seorang pria yang bekerja di Finansial Wall Street.

Saya telah membaca suratmu dengan semangat, saya rasa banyak gadis-gadis di luar sana yang mempunyai pertanyaan yang sama. Ijinkan saya untuk menganalisa situasimu sebagai seorang profesional.

Pendapatan tahunan saya lebih dari $500rb sesuai syaratmu, jadi saya harap semuanya tidak berpikir saya main-main di sini. Dari sisi seorang bisnis merupakan keputusan salah untuk menikahimu. Jawabannya mudah saja, saya coba jelaskan, coba tempatkan "kecantikan" dan "uang" bersisian, dimana anda mencoba menukar kecantikan dengan uang: Pihak A menyediakan kecantikan, dan pihak B membayar untuk itu. Hal yg masuk akal, tapi ada masalah disini. Kecantikan anda akan menghilang, tapi uang saya tidak akan hilang tanpa ada alasan yang bagus. Faktanya, pendapatan saya mungkin akan meningkat dari tahun ke tahun, tapi anda tidak akan bertambah cantik tahun demi tahun. Karena itu dari sudut pandang ekonomi, saya adalah aset yang akan meningkat, dan anda adalah aset yang akan menyusut. Bukan hanya penyusutan normal, tapi penyusutan eksponensial.

Jika hanya (kecantikan) itu aset anda, nilai anda akan sangat mengkhawatirkan 10 tahun mendatang. Dari aturan yg kita gunakan di Wall Street, setiap pertukaran memiliki posisi. Kencan dengan anda juga merupakan posisi tukar. Jika nilai tukar turun, kita akan menjualnya dan bila menyimpannya dalam jangka lama adalah ide buruk, seperti pernikahan yang anda inginkan. Mungkin terdengar kasar, tapi untuk membuat keputusan bijaksana, setiap aset dengan nilai depresiasi besar akan di jual atau "disewakan" kepada siapa saja. Dengan penghasilan tahunan $500rb, bukan orang bodoh kami hanya berkencan dengan anda, tapi tidak akan menikahi anda. Saya akan menyarankan agar anda lupakan saja untuk mencari cara menikahi orang kaya, lebih baik anda menjadikan diri anda orang kaya dengan pendapatan $500rb/tahun. Ini kesempatan lebih bagus daripada mencari orang kaya bodoh. Mudah-mudahan balasan ini dapat membantu. Jika anda tertarik untuk servis "sewa pinjam" hubungi saya.

Ttd,


J.P. Morgan (bisa cari di wikipedia.org)

*****

Credit to: Eliana_Eliana@app.co.id

Baca Selengkapnya >>

Senin, 16 Maret 2009

Jangan Menyerah & Putus Asa

Alkisah. Ada Seorang pria yang putus asa dan ingin meninggalkan segalanya. Meninggalkan pekerjaan, hubungan, dan berhenti hidup. Ia lalu pergi ke hutan untuk bicara yang terakhir kalinya dengan Tuhan Sang Maha Pencipta.

"Tuhan," katanya.

"Apakah Tuhan bisa memberi saya satu alasan yang baik untuk jangan berhenti hidup dan menyerah?"

Jawaban Tuhan sangat mengejutkan.

"Coba lihat ke sekitarmu. Apakah kamu melihat pakis dan bambu?".

"Ya," jawab pria itu.

"Ketika menanam benih pakis dan benih bambu, Aku merawat keduanya secara sangat baik. Aku memberi keduanya cahaya. Memberikan air. Pakis tumbuh cepat di bumi. Daunnya yang hijau segar menutupi permukaan tanah hutan. Sementara itu, benih bambu tidak menghasilkan apapun.Tapi Aku tidak menyerah".

"Pada tahun kedua, pakis tumbuh makin subur dan banyak, tapi belum ada juga yang muncul dari benih bambu. Tapi Aku tidak menyerah".

"Di tahun ketiga, benih bambu belum juga memunculkan sesuatu. Tapi Aku tidak menyerah".

"Di tahun keempat, masih juga belum ada apapun dari benih bambu. Aku tidak menyerah," kataNya.

"Di tahun kelima, muncul sebuah tunas kecil. Dibanding dengan pohon pakis, tunas itu tampak kecil dan tidak bermakna. Tapi 6 bulan kemudian, bambu itu menjulang sampai 100 kaki. Untuk menumbuhkan akar itu perlu waktu 5 tahun. Akar ini membuat bambu kuat dan memberi apa yang diperlukan bambu untuk bertahan hidup. Aku tak akan memberi cobaan yang tak sangup diatasi ciptaan-Ku," kata Tuhan kepada pria itu.

"Tahukah kamu, di saat menghadapi semua kesulitan dan perjuangan berat ini, kamu sebenarnya menumbuhkan akar-akar?".

"Aku tidak meninggalkan bambu itu. Aku juga tak akan meninggalkanmu".

"Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain," kata Tuhan.

"Bambu mempunyai tujuan yang beda dengan pakis. Tapi keduanya membuat hutan menjadi indah".

"Waktumu akan datang. Kamu akan menanjak dan menjulang tinggi".

"Saya akan menjulang setinggi apa?" tanya pria itu.

"Setinggi apa pohon bambu bisa menjulang?" tanya Tuhan

"Setinggi yang bisa dicapainya," jawab pria itu.

"Ya, benar! Agungkan dan muliakan nama-Ku dengan menjadi yang terbaik,
meraih yang tertinggi sesuai kemampuanmu," kata Tuhan.

Pria itu lalu meninggalkan hutan dan mengisahkan pengalaman hidup yang berharga ini.

Moral Cerita:
  • Tuhan mempunyai rencana yang beda-beda untuk masing-masing ciptaan-Nya. Bicara kepada Tuhan membantu kita menyadari tujuan itu.
  • Jangan pernah menyesali satu hari pun dari hidup Anda.
  • Hari baik memberikan kebahagiaan, hari buruk memberikan pengalaman. Keduanya sangat penting untuk hidup.
  • Semua orang pernah mengalami saat-saat ingin menyerah. Jika menghadapi kesulitan atau hambatan dalam hidup, selalu ingat, kita perlu menumbuhkan akar.
  • Tuhan tidak menjanjikan hidup tanpa kesulitan, tawa tanpa kesedihan, matahari tanpa hujan. Tapi Dia menjanjikan kekuatan, hiburan untuk kesedihan, dan cahaya untuk menerangi jalan.
Sumber: Anynomous
Baca Selengkapnya >>

Selasa, 10 Maret 2009

VERY GOOD ARTICLE… NICE TO READ…

Skenario 1

Andaikan kita sedang naik di dalam sebuah kereta ekonomi. Karena tidak mendapatkan tempat duduk, kita berdiri di dalam gerbong tersebut. Suasana cukup ramai meskipun masih ada tempat bagi kita untuk menggoyang-goyangkan kaki. Kita tidak menyadari handphone kita terjatuh. Ada orang yang melihatnya, memungutnya dan langsung mengembalikannya kepada kita.

"Pak, handphone bapak barusan jatuh nih". Kata orang tersebut seraya memberikan handphone milik kita.

Apa yang akan kita lakukan kepada orang tersebut?

Mungkin kita akan mengucapkan terima kasih dan berlalu begitu saja.

Skenario 2

Sekarang kita beralih kepada skenario kedua. Handphone kita terjatuh dan ada orang yang melihatnya dan memungutnya. Orang itu tahu handphone itu milik kita tetapi tidak langsung memberikannya kepada kita. Hingga tiba saatnya kita akan turun dari kereta, kita baru menyadari handphone kita hilang. Sesaat sebelum kita turun dari kereta, orang itu ngembalikan handphone kita sambil berkata,

"Pak, handphone bapak barusan jatuh nih."

Apa yang akan kita lakukan kepada orang tersebut?

Mungkin kita akan mengucapkan terima kasih juga kepada orang tersebut. Rasa terima kasih yang kita berikan akan lebih besar daripada rasa terima kasih yang kita berikan pada orang di skenario pertama (orang yang langsung memberikan handphone itu kepada kita). Setelah itu mungkin kita akan langsung turun dari kereta.

Skenario 3

Marilah kita beralih kepada skenario ketiga. Pada skenario ini, kita tidak sadar handphone kita terjatuh, hingga kita menyadari handphone kita tidak ada di kantong kita saat kita sudah turun dari kereta. Kita pun panik dan segera menelepon ke nomor handphone kita, berharap ada orang baik yang menemukan handphone kita dan bersedia mengembalikannya kepada kita. Orang yang sejak tadi menemukan handphone kita (namun tidak memberikannya kepada kita) menjawab telepon kita.

"Halo, selamat siang, Pak. Saya pemilik handphone yang ada pada bapak sekarang". Kita mencoba bicara kepada orang yang sangat kita harapkan berbaik hati mengembalikan handphone itu kembali kepada kita.

Orang yang menemukan handphone kita berkata. "Oh, ini handphone bapak ya. Oke deh, nanti saya akan turun di stasiun berikut. Biar bapak ambil di sana nanti ya."

Dengan sedikit rasa lega dan penuh harapan, kita pun pergi ke stasiun berikut dan menemui "orang baik" tersebut. Orang itu pun memberikan handphone kita yang telah hilang.

Apa yang akan kita lakukan pada orang tersebut?

Satu hal yang pasti, kita akan mengucapkan terima kasih, dan sepertinya akan lebih besar daripada rasa terima kasih kita pada skenario kedua bukan? Bukan tidak mungkin kali ini kita akan memberikan hadiah kecil kepada orang yang menemukan handphone kita tersebut.

Skenario 4

Terakhir, mari kita perhatikan skenario keempat. Pada skenario ini, kita tidak sadar handphone kita terjatuh, kita turun dari kereta dan menyadari bahwa handphone kita telah hilang, kita mencoba menelepon tetapi tidak ada yang mengangkat.

Sampai akhirnya kita tiba di rumah. Malam harinya, kita mencoba mengirimkan SMS:

"Bapak/Ibu yang budiman. Saya adalah pemilik handphone yang ada pada bapak/ibu sekarang. Saya sangat mengharapkan kebaikan hati bapak/ibu untuk dapat mengembalikan handphone itu kepada saya. Saya akan memberikan imbalan sepantasnya."

SMS pun dikirim dan tidak ada balasan. Kita sudah putus asa.

Kita kembali mengingat betapa banyaknya data penting yang ada di dalam handphone kita. Ada begitu banyak nomor telepon teman kita yang ikut hilang bersamanya. Hingga akhirnya beberapa hari kemudian, orang yang menemukan handphone kita menjawab SMS kita, dan mengajak ketemuan untuk mengembalikan handphone tersebut.

Bagaimana kira-kira perasaan kita? Tentunya kita akan sangat senang dan segera pergi ke tempat yang diberikan oleh orang itu. Kita pun sampai di sana dan orang itu mengembalikan handphone kita.

Apa yang akan kita berikan kepada orang tersebut? Kita pasti akan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepadanya, dan mungkin kita akan memberikannya hadiah (yang kemungkinan besar lebih berharga dibandingkan hadiah yang mungkin kita berikan di skenario ketiga).

Moral

Apa yang kita dapatkan dari empat skenario cerita di atas? Pada keempat skenario tersebut, kita sama-sama kehilangan handphone, dan ada orang yang menemukannya.

Orang pertama menemukannya dan langsung mengembalikannya kepada kita. Kita berikan dia ucapan terima kasih.

Orang kedua menemukannya dan memberikan kepada kita sesaat sebelum kita turun dari kereta. Kita berikan dia ucapan terima kasih yang lebih besar.

Orang ketiga menemukannya dan memberikan kepada kita setelah kita turun dari kereta. Kita berikan dia ucapan terima kasih ditambah dengan sedikit hadiah.

Orang keempat menemukannya, menyimpannya selama beberapa hari, setelah itu baru mengembalikannya kepada kita. Kita berikan dia ucapan terima kasih ditambah hadiah yang lebih besar.

Ada sebuah hal yang aneh di sini.

Cobalah pikirkan, di antara keempat orang di atas, siapakah yang paling baik? Tentunya orang yang menemukannya dan langsung memberikannya kepada kita, bukan? Dia adalah orang pada skenario pertama. Namun ironisnya, dialah yang mendapatkan reward paling sedikit di antara empat orang di atas.

Manakah orang yang paling tidak baik? Tentunya orang pada skenario keempat, karena dia telah membuat kita menunggu beberapa hari dan mungkin saja memanfaatkan handphone kita tersebut selama itu. Namun, ternyata dia adalah orang yang akan kita berikan reward paling besar.

Apa yang sebenarnya terjadi di sini?

Kita memberikan reward kepada keempat orang tersebut secara tulus, tetapi orang yang seharusnya lebih baik dan lebih pantas mendapatkan banyak, kita berikan lebih sedikit.

OK, kenapa bisa begitu?

Ini karena rasa kehilangan yang kita alami semakin bertambah di setiap skenario. Pada skenario pertama, kita belum berasa kehilangan karena kita belum sadar handphone kita jatuh, dan kita telah mendapatkannya kembali. Pada skenario kedua, kita juga belum merasakan kehilangan karena saat itu kita belum sadar, tetapi kita membayangkan rasa kehilangan yang mungkin akan kita alami seandainya saat itu kita sudah turun dari kereta. Pada skenario ketiga, kita sempat merasakan kehilangan, namun tidak lama kita mendapatkan kelegaan dan harapan kita akan mendapatkan handphone kita kembali. Pada skenario keempat, kita sangat merasakan kehilangan itu. Kita mungkin berpikir untuk memberikan sesuatu yang besar kepada orang yang menemukan handphone kita, asalkan handphone itu bisa kembali kepada kita. Rasa kehilangan yang bertambah menyebabkan kita semakin menghargai handphone yang kita miliki.

Saat ini, adakah sesuatu yang kurang kita syukuri? Apakah itu berupa rumah, handphone, teman-teman, kesempatan berkuliah, kesempatan bekerja, atau suatu hal lain. Namun, apakah yang akan terjadi apabila segalanya hilang dari genggaman kita? Kita pasti akan merasakan kehilangan yang luar biasa. Saat itulah, kita baru dapat mensyukuri segala sesuatu yang telah hilang tersebut.

Namun, apakah kita perlu merasakan kehilangan itu agar kita dapat bersyukur? Sebaiknya tidak. Syukurilah segala yang kita miliki, termasuk hidup kita, selagi itu masih ada. Jangan sampai kita menyesali karena tidak bersyukur ketika itu telah lenyap dari diri kita.

Jangan pernah mengeluh dengan segala hal yang belum diperoleh. Bahagialah dengan segala hal yang telah diperoleh. Sesungguhnya, hidup ini berisikan banyak kebahagiaan. Bila kita mampu memandang dari sudut yang benar.

Credit To: Yale

Baca Selengkapnya >>

Senin, 09 Maret 2009

Long Weekend Pertama Bulan Maret

Sabtu, 07 Maret 2009

Suit Taxi... Tiba-tiba hp ku berbunyi menadakan ada sms yang masuk. Ouw, ternyata salah seorang temanku mengirim sms tepat pukul 13.52, yang intinya ngeledek aku yang sedang tidur siang. Memang hari sabtu, minggu dan hari libur lainnya biasa aku sempatkan untuk bisa tidur siang (Balas dendam hari-hari lain yang ga bisa buat tidur siang, kerja cuy...).

Setelah berbalas-balasan sms akhirnya tersirat rencana ke puncak. Memang sebelumnya temanku itu ada rencana ke puncak untuk menghadiri acara LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) juniornya dia dikampus. Akhirnya disepakatilah jam keberangkatan kita kepuncak dengan motor Jupiter MX merahku jam 17.00.

Persiapan selesai... Lah koq dah hampir jam 17.30, wah telat ney.

Akhirnya aku sampai rumah temanku pas jam 17.30 dan langsung meluncur ke puncak. Ternyata di dalam perjalanan menuju puncak banyak hambatannya yaitu hujan dan macet (So pasti, weekend gitu loh, malam minggu pula).

Akhirnya kami sampai di villa yang telah disewa panitia LDK tsb kurang lebih pukul 21.30. Disitu aku dikenali oleh teman-temannya teman aku dan disajikan makan malam. Buseet... Makan lagi (Tadi sebelum sampe di villa sebenarnya kita dah makan bubur ayam, tapi ga pa-pa sey, bubur ayam buat gw mah kaga nampol, mana malam pula. Sikaaat). Setelah makan malam selesai acara pun dimulai, kebetulan ada kegiatan jerit malam (Kegiatan yang dilakukan malam/menjelang pagi untuk menguji fisik, mental, dan pengetahuan para peserta LDK tsb). Status temanku diacara tsb adalah senior, dan kebetulan para senior mendapat tugas menguji mental (POS 3), dan secara tidak langsung pula aku terlibat disitu :-D. (Iya dong, masa temen gw disitu gw nya malah kaga disitu). Ketika para peserta mulai berdatangan (Perempuan ber 2, laki-laki sendiri, dengan jeda waktu 7 menit) ke POS 3, disitulah aku melihat salah satu contoh pengetesan mental untuk menjadi calon-calon pemimpin. Ada yang lucu, tegang, dan bahkan hampir tidur ketika di tes (Mungkin karena udah hampir subuh kali yaa, gw aja ngantuk :-D). Setelah semua peserta melewati POS 3, untuk sementara tugas para senior (Tapi bukan gw yah, kan gw cuma temennya senior :-D) telah selesai. Oiya, berarti ini udah hari minggu, tanggal 08 Maret 2009 dong.

Aduhh.. Suaranya berisik banget yaa.. Ngga tau orang lagi tidur apa (Sambil lihat jam tangan, ups... Udah jam 09.30).

Wah, ternyata tadi pagi aku tidur diruang tamu lantai 2 (Wajar sey kalo udah siangan jadi berisik). Aku lalu cuci muka (Berr.. Sett dah. Dingin bener), lalu turun menuju balkon yang ada di halaman belakang (POS 3). Ternyata dibalkon ada teman-teman senior yang lagi tidur, lalu aku balik lagi ke lantai 2 (Niatnya sey nyari lapak buat tidur lagi :-D). Ternyata aku diatas bertemu teman aku, dan mengajak ke balkon untuk membangunkan teman-teman senior untuk sarapan. Setelah teman-teman senior bangun menuju villa, eh dilalah mereka malah masuk kamar dan meneruskan tidur mereka. Melihat fenomena ini, membuat aku meneruskan niat yang tertunda tadi (Cari lapak buat tidur :-D). Setelah sekitar pukul 11.30, kami pun bangun beneran untuk sarapan. Sambil sarapan, ternyata para peserta sedang mengadakan pelatihan sidang. Disini, lagi-lagi aku mendapat ilmu baru mengenai persidangan (Bagaimana cara menyampaikan aspirasi, ketegasan dari ketua sidang, dan bagaimana mengatasi masalah yang timbul dipersidangan). Setelah selesai sarapan, aku tidur sebentar sambil menunggu kamar mandi yang masih mengantri. Ketika dapat kesempatan kamar mandi kosong, aku pun mandi dan bersiap-siap untuk pulang ke kampung halaman (Rumah.. Rumah..). Selesai mandi sekitar pukul 14.30 makan siang pun tersajikan, setelah makan siang para peserta, panitia, dan senior mengadakan upacara penutupan LDK sekitar pukul 15.30 sampai selesai. Pukul 17.00 kami semua meninggalkan villa untuk pulang, ternyata perjalanan pulang dari puncak mengalami macet yang luar biasa sampai bawah (Ciawi). Pukul 20.00 aku sampai dirumah, setelah sebelumnya mengantarkan temanku pulang sampai rumahnya. Uhh... Capenya, long weekend ke puncak. Tp aku seneng deh :-)



Ditulis Oleh: M Faisal Nurdin
Baca Selengkapnya >>