Jumat, 30 Oktober 2009

Berkurang 1 lagi "Pejuang" garis depan.

Setelah hampir 3 tahun berjuang bersama, akhirnya berkurang lagi 1 "Pejuang" di garis depan. Judul diatas mengisahkan tentang adanya pertemuan dan adanya perpisahan. Hari ini tanggal 30 Oktober 2009, adalah hari perpisahan dan hari terakhir aku bertemu dia di kantor. Yak.. Lagi-lagi One of My Sob resign dari kantor tempat kami bekerja. Ini merupakan perasaan sedih untuk yang kesekian kalinya setelah ditinggal oleh My Sob-My Sob ku yang lain. Memang sedih rasanya bila harus melihat orang-orang yang kita sayangi, kita hormati, dan bisa menjadi panutan untuk kita, harus pergi meninggalkan kita disaat kita sedang merasa enjoy, nyaman, bisa bercanda sesuka hati tanpa harus sakit hati, ketawa-ketiwi, mencurahkan isi hati, tidak ada rasa iri, tolong menolong, dll.. Mungkin perasaan dan kenangan indah ini belum tentu akan aku dapatkan ditempat lain. Selain itu, ada beberapa kata-kata yang ngga akan ditemukan ditempat lain. Seperti kata-kata berikut ini: "Nda mahal.. Nda mahal..", "Yak opo rek..", "Istimewa..", "Jangan nengok.. Jangan nengok..", "Gue? (Sambil nunjuk hidungnya pake jempol)", "Mas bacul.. Kebawah yuk..", "Mas bacul.. Ntar lw pulang jam berapa?", "Mas.. Ini ngkong lw telepon", "Hallo bos? Sibuk ga?", "Hallo.. Saya Susilo Bambang Yudhoyono", "Ntar geh..", "Wuhh.. Anakku sekarang ga mau digendong ibunya". Yah.. Itu sedikit kata-kata yang sering diucapkan oleh My Sob-My Sob ku. Hehe.. :-D. Tapi masihkah aku bisa mendengar kata-kata seperti itu lagi? Mungkin sebagian tidak lagi. Tapi aku berharap dan berdoa semoga ini memang menjadi jalan yang terbaik untuk My Sob-My Sob ku. Aku akan tetap bahagia, bergembira, meski kalian tidak ada didekatku. Karena kalian semua ada dihati ku.. Semoga sukses for all My Sob.. Don't Missing Contact.. I Will Be Missing You.. :-)

Dedicated: For all My Sob (a.k.a Para Baculer's Sigma). Hehe.. :-D

Akankah aku harus kehilangan para pejuang garis depan lagi?






Created: My Self

Baca Selengkapnya >>

Kamis, 01 Oktober 2009

Terganggunya Komunikasi di Padang akibat gempa 7.6 SR

MEDAN, KOMPAS.com — Gempa berkekuatan 7,6 SR yang melanda Padang, Sumatera Barat, Rabu (30/9) sekitar pukul 17.16 WIB, membuat jaringan telepon kabel di daerah itu terputus, tetapi Telkom berupaya segera mengatasinya.

"Benar hubungan telepon kabel mengalami gangguan atau terputus sehingga hubungan ke telepon rumah atau kantor tidak bisa. Tapi bagi pengguna Flexi, hubungan masih cukup bagus," kata Humas Telkom Padang, Diche Yunyana, seperti dikutip Antara, Rabu malam.

Dia tidak bisa merinci kerusakan jaringan kabel bawah tanah itu dengan alasan suasana masih belum memungkinkan untuk melakukan evaluasi dan termasuk penanganan.

Dia menjelaskan, bangunan Kantor Telkom Padang yang berlokasi di Jalan KHA Dahlan, Padang, juga mengalami kerusakan berat sehingga juga mengganggu aktivitas petugas Telkom.

"Telkom akan berupaya secepatnya memulihkan jaringan atau minimal membantu penggunaan teknologi agar hubungan komunikasi bisa pulih kembali," katanya.

Dia menambahkan, warga Padang ketakutan dengan terjadinya gempa yang cukup kuat bahkan dibandingkan gempa yang pernah terjadi tahun lalu.

Humas Telkom Medan Syaiful Hadi, yang dihubungi secara terpisah, membenarkan adanya laporan bahwa terjadi kerusakan pada kantor dan jaringan telepon rumah di Padang Sumbar.

"Data masih sedang dikumpulkan dan tentunya Telkom akan berupaya segera memulihkan jaringan atau minimal memanfaatkan teknologi lain agar komunikasi bisa berjalan lancar," katanya.

Begitu juga dengan saluran komunikasi, hampir semuanya terputus, kecuali hanya dua operator GSM saja yang aktif, itupun sangat susah, kecuali hanya pesan singkat. Selebihnya mati, termasuk telepon fixed milik Telkom, mati.

Sementara itu, Group Head Corporate Communications Indosat Adita Irawati menginformasikan bahwa ada kerusakan di kantor Indosat di Padang akibat gempa, meski semua karyawan Indosat dalam kondisi selamat.

"Infrastruktur telekomunikasi kami masih dalam identifikasi status. Tapi yang jelas, kami masih dapat berkirim e-mail via BlackBerry dengan teman-teman di Padang," kata Adita.

DETIK.com telah mencoba menghubungi lebih dari 15 nomor warga serta pejabat di Sumbar, termasuk Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi. Namun sama sekali tidak ada respons. Yang terdengar cuma suara tut-tut-tut berurutan.

Dicky, warga asal Padang yang menetap di Jakarta, juga mengaku kesulitan mengontak keluarganya di Padang. "Belum bisa nyambung, sibuk semua," ujarnya.

Credit To: Kompas.com dan Detik.com
Baca Selengkapnya >>